jam

Jumat, 28 Juni 2013

kunjungan pasar sapi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar hewan merupakan tempat untuk bertransaksi jual beli hewan yaitu meliputi sapi, kambing dan domba. Pasar hewan beroperasi hanya 1 kali tiap minggunya, selain jual beli hewan  ternak pasar hewan biasanya menyediakan peralatan dalam usaha peternakan seperti aksesoris hewan, clurit, topi untuk peternak dll. Orang yang melakukan penjualan di pasar ternak di sebut juru taksir atau blantik. Mereka mempunyai pengalaman dalam memilih ternak yang baik, serta menentukan harga seekor ternak. Sehingga keberadaan mereka  sangat penting dalam dunia peternakan, khususnya ternak ruminansia ( sapi, kambing dan domba ).
Pasar hewan glenmore terletak di kabupaten banyuwangi , pasar beroperasi  setiap hari jum’at dan tutup pada pukul 14.00 WIB. Pasar tersebut menjual  tiga macam hewan ternak yaitu sapi, domba, dan kambing. Pasar hewan glenmore merupakan pasar hewan terbesar di banyuwangi.

B. Rumusan Masalah
 1. bagaimana kegiatan yang di lakukan juru taksir atau blantik dalam menilai ternak dan   menentukan di dalam pasar hewan ?
2. apakah cara yang harus di lakukan untuk menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak?

C.  Tujuan
1. Memahami aspek-aspek yang di gunakan dalam menilai ternak di pasar hewan atau kontes ternak.
2. Memahami dalam menentukan harga jual ternak di pasar hewan.
3. Memahami dalam menentukan juara dalam kontes atau pameran ternak.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hasil Kunjungan ke pasar hewan
1.      Hasil wawancara dan pengamatan dengan juru taksir di pasar hewan
a.       Nama : Roni
b.      Umur : 42 tahun
c.       Pengalaman : 15 tahun
d.      Kapasitas : 5 ekor
e.       Jenis ternak : Sapi
f.       Transaksi hari ini : 4 ekor
g.      Bagian tubuh yang di gunakan sebagai standaar penilaian : Paha dan Punggung
h.      Prosedur penilaian dan penentuan harga ternak

Jenis ternak
Bangsa ternak
Perkiraan Berat Hidup
Perkiraan Berat karkas
Perkiraan Berat  Daging
Harga beli ke peternak / penjual
Harga jual ke jagal / pembeli
Sapi     
Peranakan Limusin
500 kg
400 kg
180 kg
16,5 juta
17 juta
Sapi
Peranakan Simental
380 kg
280 kg
170 kg
16 juta
16,5 juta
Sapi
Peranakam Ongole
400 kg
300 kg
125 kg
9,5 juta
10 juta
Domba
 DEG
65 kg
20 kg
13 kg
1,2 juta
1,8 juta
Kambing
Peranakan Ettawa
60 kg
50 kg
35 kg
1,7 juta
2,5 juta

Pembahasan :
Dalam kunjungan ke pasar hewan banyak cara yang di lakukan oleh juru taksir atau blantik dalam menentukan penilaian ternak  di antaranya dengan melihat bagian tubuh ternak seperti paha dan punggung .  Kegemukan juga merupakan faktor penting dalam menentukan harga seekor ternak, bila semakin gemuk seekor ternak maka harganya pun akan semakin tinggi.
Sedangkan dalam penilaian ternak sapi potong berdasarkan teori yang di berikan pada mata kuliah Ilmu Tilik Ternak di Politeknik Negeri Jember  adalah sebagai berikut :
1.      Tubuh 
a.  Sesuai dengan bangsa dan tipe produksinya.
b. Menunjukkan kemampuan poduksi.
2.      Bagaian tubuh ternak potong
a.       Kepala : panjang, lebar, dan banyak daging
b.      Mata : besar dan bersinar
                     c.    Leher : pendek, tebal dengan lipatan kulit halus.
d.    Punggung : lurus  dan lebar mulai dari gumba, punggung ke pinggang harus mendatar.
e.       Pinggang : panjang dan lebar
f.       Kaki : kuat, letak kedua kaki belakang kokoh dan luas.
g.      Dada : lebar, tulang rusuk panjang dan luas.
h.      Perut : besar
Dalam menentukan berat  badan dan menentukan berat karkas dan daging para juru taksir menggunakan metode melihat bentuk tubuh seperti paha dan punggung. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori yang di ajarkan yaitu dalam menentukan berat badan kita perlu mengukur panjang badan dan lebar dada, kemudian kita tentukan dengaan memasukkannaya ke dalam rumus yang telah di pelajari misal rumus milik Ezei Catri( BB= (3,59 X LD)- 287,38). Dalam menentukan berat karkas hal yang perlu di lihat adalah asal-usul  bangsa. Misalnya sapi bali yang memiliki karkas mencapai 56%, bila ingin menghitung  karkasnya ,berat bobot hidup di kaliakan dengan  persentase karkas masing-masing bangsa.





2.      Hasil penilaian sapi
No
Bangsa Sapi
Skor Urat Daging (A-E)
Skor Kegemukan (1-5)
Kriteria Kegemukan
1
Peranakan Limusin A
B
4
Gemuk
2
Peranakan Limusin B
D
3
Sedang
3
Peranakan Limusin C
C
4
Gemuk
4
Peranakan Limusin D
C
3
Sedang
5
Peranakan Limusin E
B
5
Sangat Gemuk

1.      Prosedur penilaian
Prosedur penilaian  yang di gunakan dalam  penilaian sapi  adalah sebagai berikut
a.       Skor urat daging  : dalam penilaiannya kita menentukan skor urat daging dengan mengklasifikasi menjadi 5 macam  yaitu :
1.      Nilai A : Perdagingan Sangat Berat
2.      Nilai B : Perdagingan Berat
3.      Nilai C : Perdagingan Sedang
4.      Nilai D : Perdagingan Cukup
5.      Nilai E : Perdagingan Ringan
b.      Skor Kegemukan  : dalam penilaiannya katagori kegmukan di bedakan sebagai berikut:
1.      Nilai 1 : sangat kurus
2.      Nilai 2 : kurus
3.      Nilai 3 : sedang
4.      Nilai 4 : gemuk
5.      Nilai 5 : sangat gemuk

2.      Prosedur penetapan juara
Berdasarkan lima macam sapi telah di nilai, di dapatkan hasil atau peringkat  mulai dari  sapi terbaik sampai terendah yaitu sebagai berikut :
1.      Peranakan Limusin  E ( juara )
2.      Peranakan Limusin A
3.      Peranakan Limusin D
4.      Peranakan Limusin C
5.      Peranakan Limusin B

Sehingga dalam penilaian 5 ekor sapi , sapi limusin E merupakan sapi yang memperoleh penilaian dengan skor tertinggi dan merupakan juaranya.






























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam hasil wawancara dan pengamatan dengan juru taksir di pasar hewan, banyak terjadi perbedaan teori yang di gunakan . seperti   menentukan jenis bangsa terutama pada ternak kambing dan domba . selain itu dalam menentukan berat hidup, berat karkas dan berat daging  para juru taksir atau blantik menentukannya hanya dengan melihat performen tubuh ternak seperti punggung dan  dada. Hal tersebut sangat berbeda dengan  cara yang di ajarkan pada mata kuliah di politeknik negeri jember. Selaian itu dalam menentukan harga ,rata-rata para blantik mengambil laba Rp 500.000 pada tiap ekor ternak , terutama sapi.

2. Pada kegiatan penilaian ternak dapat di simpulkan, prosedur penilaian  di dasarkan dalam penilaian urat daging dan penilaian kegemukan  . sehingga  dalam penilaian 5 ekor sapi dapat di tentukan juaranya yaitu Sapi Limusin E.




sistem ekskresi pada ternak


sistem ekskresi pada ternak


Sistem Ekskresi Pada Ternak
Proses Pengeluaran
Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada ternak   dibedakan menjadi:
Ø  Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)
Ø  Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan urine)
Ø  Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan hormon)
Sistem Ekskresi
  Adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:
  Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas
  Berkeringat
  Buang air kecil (urine)
Alat-alat Ekskresi
Alat-alat ekskresi pada manusia meliputi:
-          Ginjal
-          Kulit
-          Paru-paru
-          Hati
1.      Ginjal dan Sistem Urinary
Anatomi Ginjal
·         terdapat sepasang
·          bentuk seperti biji kacang
·         terletak pada dinding posterior abdomen
·          terbungkus kapsul tipis dari jaringan fibrosa
·         dibagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal
Struktur Ginjal
Kulit Ginjal (korteks)
Pada Korteks terdapat banyak nefron atau penyaring.
Setiap nefron terdiri dari badan malpigi dan tubulus glomerulus.
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler.
Glomerulus dibungkus oleh kapsula Bowman
Fungsi Ginjal
Ginjal memiliki fungsi:
-          Menyaring darah sehingga menghasilkan urine
-          Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam urat)
-          Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar gula)
-          Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler
-          Mempertahankan keseimbangan asam dan basa
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Filtrasi
Merupakan proses penyaringan zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Filtrasi terjadi di dalam Glomerulus. Zat berukuran kecil seperti Glukosa, ion (Ca2+,PO43-) dan limbah nitrogen mengalami penyaringan dan masuk ke Kapsul Bowman. Sedangkan molekul besar seperti protein dan sel darah tertahan di dalam plasma darah dan mengalir meninggalkan glomerulus melalui Erteriol Eferen. Hasil Filtrasi disebut Filtrat Golmerulus atau Kapsul Bowman.
Reabsorpsi
Merupakan proses penyerapan kembali filtrat Glomerulus yang masih mengandung zat – zat berguna bagi tubuh. Beberapa zat yang diserap kembali antara lain glukosa, garam – garam, ion anorganik, dan asam amino. Reabsorpsi terjadi dalam Tubulus Kontortus Proksimal. Hasil Reabsorpsi disebut Filtrat Tubulus atau Urine Sekunder.
Augmentasi
Merupakan proses pengeluaran zat sisa yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Pada proses ini, pembuluh darah melepaskan zat – zat yang tak berguna sepeti ion hidrogen, kalium, dan amonium ke urine sekudnerpada Tubulus ontortus Distal yang kemudian dialirkan ke Tubulus Kontortus kolektivus lalu menuju Saluran Pengumpul. Di saluran pengumpul berlangsung penyerapan air sehingga terbentuk urine sesungguhnya. Lalu urine dialirkan ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal urine mengalir melalui uretra menuju kantong kemih untuk disimpan sementara. Bila kantong kemih penuh, urine akan dikeluarkan melalui Uretra.
2. Kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik akibat sentuhan mekanis, panas, penyinaran, kuman – kuman, dan zat kimia; mengatur suhu badan; mencegah dehidrasi; mengeluarkan zat sisa berupa keringat; dan menerima rangsangan dari luar.
Banyak tidaknya keringat yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi.

MEKANISME PENGELUARAN KERINGAT
Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
3. Paru – Paru
Paru – paru merupakan alat tubuh yang bertugas mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida (CO2) dan uap air dalam kaitannya sebagai alat ekskresi. Gas karbon dioksida merupakan sisa proses metabolisme dalam jaringan yang diangkut oleh darah ke paru – paru dan berdifusi dalam alveolus.
Oksigen yang masuk ke paru – paru berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.
4. Hati
Fungsi Hati
  Hati menghasilkan empedu (bilus) yang mengandung zat sisa dari perombakan eritosit di dalam limpa
  Hati berfungsi:
-          Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
-          Mengatur kadar gula darah
-          Tempat pembentukan urea dari amonia
-          Menawarkan racun
-          Membentuk vitamin A dari provitamin A
-          Tempat pembentukan fibrinogen protrombin
   PEROMBAKAN ERITROSIT OLEH HATI
-          Sel – sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin.
-          Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada feses dan urine.
-          Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.