jam

Jumat, 28 Juni 2013

sistem ekskresi pada ternak


sistem ekskresi pada ternak


Sistem Ekskresi Pada Ternak
Proses Pengeluaran
Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada ternak   dibedakan menjadi:
Ø  Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)
Ø  Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan urine)
Ø  Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan hormon)
Sistem Ekskresi
  Adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:
  Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas
  Berkeringat
  Buang air kecil (urine)
Alat-alat Ekskresi
Alat-alat ekskresi pada manusia meliputi:
-          Ginjal
-          Kulit
-          Paru-paru
-          Hati
1.      Ginjal dan Sistem Urinary
Anatomi Ginjal
·         terdapat sepasang
·          bentuk seperti biji kacang
·         terletak pada dinding posterior abdomen
·          terbungkus kapsul tipis dari jaringan fibrosa
·         dibagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal
Struktur Ginjal
Kulit Ginjal (korteks)
Pada Korteks terdapat banyak nefron atau penyaring.
Setiap nefron terdiri dari badan malpigi dan tubulus glomerulus.
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler.
Glomerulus dibungkus oleh kapsula Bowman
Fungsi Ginjal
Ginjal memiliki fungsi:
-          Menyaring darah sehingga menghasilkan urine
-          Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam urat)
-          Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar gula)
-          Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler
-          Mempertahankan keseimbangan asam dan basa
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Filtrasi
Merupakan proses penyaringan zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Filtrasi terjadi di dalam Glomerulus. Zat berukuran kecil seperti Glukosa, ion (Ca2+,PO43-) dan limbah nitrogen mengalami penyaringan dan masuk ke Kapsul Bowman. Sedangkan molekul besar seperti protein dan sel darah tertahan di dalam plasma darah dan mengalir meninggalkan glomerulus melalui Erteriol Eferen. Hasil Filtrasi disebut Filtrat Golmerulus atau Kapsul Bowman.
Reabsorpsi
Merupakan proses penyerapan kembali filtrat Glomerulus yang masih mengandung zat – zat berguna bagi tubuh. Beberapa zat yang diserap kembali antara lain glukosa, garam – garam, ion anorganik, dan asam amino. Reabsorpsi terjadi dalam Tubulus Kontortus Proksimal. Hasil Reabsorpsi disebut Filtrat Tubulus atau Urine Sekunder.
Augmentasi
Merupakan proses pengeluaran zat sisa yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Pada proses ini, pembuluh darah melepaskan zat – zat yang tak berguna sepeti ion hidrogen, kalium, dan amonium ke urine sekudnerpada Tubulus ontortus Distal yang kemudian dialirkan ke Tubulus Kontortus kolektivus lalu menuju Saluran Pengumpul. Di saluran pengumpul berlangsung penyerapan air sehingga terbentuk urine sesungguhnya. Lalu urine dialirkan ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal urine mengalir melalui uretra menuju kantong kemih untuk disimpan sementara. Bila kantong kemih penuh, urine akan dikeluarkan melalui Uretra.
2. Kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik akibat sentuhan mekanis, panas, penyinaran, kuman – kuman, dan zat kimia; mengatur suhu badan; mencegah dehidrasi; mengeluarkan zat sisa berupa keringat; dan menerima rangsangan dari luar.
Banyak tidaknya keringat yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi.

MEKANISME PENGELUARAN KERINGAT
Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
3. Paru – Paru
Paru – paru merupakan alat tubuh yang bertugas mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida (CO2) dan uap air dalam kaitannya sebagai alat ekskresi. Gas karbon dioksida merupakan sisa proses metabolisme dalam jaringan yang diangkut oleh darah ke paru – paru dan berdifusi dalam alveolus.
Oksigen yang masuk ke paru – paru berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.
4. Hati
Fungsi Hati
  Hati menghasilkan empedu (bilus) yang mengandung zat sisa dari perombakan eritosit di dalam limpa
  Hati berfungsi:
-          Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
-          Mengatur kadar gula darah
-          Tempat pembentukan urea dari amonia
-          Menawarkan racun
-          Membentuk vitamin A dari provitamin A
-          Tempat pembentukan fibrinogen protrombin
   PEROMBAKAN ERITROSIT OLEH HATI
-          Sel – sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin.
-          Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada feses dan urine.
-          Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.

5 komentar: