Karakteristik Sapi Perah Fries Hollands (FH)
Sapi Fries Hollands merupakan salah satu bangsa sapi
perah yang paling banyak dipelihara di Indonesia baik di perusahaan
peternakan maupun peternakan kecil. Sapi perah ini berasal dari daerah
propinsi Friesland Barat dan Holland Utara. Menurut sejarahnya,
nenek moyang bangsa sapi Fries Hollands berasal dari
Bos taurus
yang mendiami daerah beriklimsedang di dataran Eropa.
Nama lain dalam bahasa Inggris untuk sapi perah Fries Hollands adalahHolstein
Friesian atau Holstein (Blakely dan Bade, 1985; Pane, 1986).Ciri-ciri sapi
perah FH yaitu rambut ujung ekor dan lutut ke bawah berwarna putihdengan tubuh
hitam bercak putih. Di dahi kadang-kadang terdapat tanda segi tiga putih.
Tandalainnya ialah dada dan perut bawah berwarna putih dengan tanduk kecil
menjurus ke depan.Selain hitam putih ada pula sapi FH yang berwarna merah
bercak putih yang disebut BrownHolstein. Sapi perah FH bertubuh besar. Standar
bobot badan sapi perah betina dewasa berkisar antara 570-730 kg sedangkan
sapi jantan dewasa berkisar antara 800-1000 kg (Siregar, 1992).Sapi betina
memiliki sifat tenang, dan sifat reproduktifnya bagus. Dara dikawinkan pertama
kaliumur 18-21 bulan dan beranak umur 28-30 bulan. Pertumbuhan tubuh maksimum
dicapai padaumur 7 tahun dengan kisaran 6-8 tahun. Berat pedet baru dilahirkan
antara 25-45 kg atau sebesar 10% dari berat induk (Bath dkk., 1978;
Ensminger, 1980). Pertumbuhan pedet dapat mencapai0,9 kg per hari sehingga baik
untuk penghasil daging (Pane, 1986).Sapi perah FH pertama kali masuk ke
Indonesia tahun 1891 dan dibawa untuk memenuhikebutuhan konsumsi susu orang
Belanda. Lambat laun sapi tersebut bertambah banyak dengandidatangkannya sapi
baru sementara yang sudah ada II ± 2 berkembang biak (Sudono danSutardi, 1969;
Sutardi, 1980). Sapi Fries Hollands murni dipelihara di Jawa Barat tepatnya
didaerah Cisarua dan Lembang tahun 1900. Dan, dari daerah ini sapi Fries
Hollands menyebar kedaerah lain Jawa Barat. Sejak disebarnya sapi perah Fries
Hollands di beberapa daerah Indonesiakhususnya di Pulau Jawa terjadi perkawinan
yang tidak terencana sapi Fries Hollands dengansapi lokal (Siregar, 1992).
Kemudian, didatangkanlah sapi jenis baru seperti Sahiwal Cross(Sutardi, 1980)
sangat membantu
BalasHapus